Kamis, 22 Oktober 2009

6 tahun sekolah di eks Sekolahan China

Saya pertama kali mengenal sekolahan di Samarinda, kelas 1 SD selama kurang lebih 6 bulan di SD jalan Pelabuhan.
Guru-guru yang masih samar-samar saya ingat adalah Engku Sa'al dan Encik Salbiah.Entah kenapa kami harus memanggilnya begitu?
Waktu itu saya sekolah menggunakan alat tulis berupa papan hitam berbingkai kayu dan Grip sebagai pengganti pensil atau kapurnya.Grip entah dibuat dari bahan apa, yang saya ingat, kalau Grip saya hampir habis atau patah, saya akan menyambungnya dengan bambu kecil,supaya masih bisa dipergunakan untuk menulis.
Saat itu kalau tidak salah adalah jaman pembrontakkan Permesta.Ibu saya berpesan pada kami setiap akan diantar dengan becak kami kesekolah, rumah kami berjarak sekitar setengah kilometer dari sekolah.
" Kalau Langkulili( nama supir becak kami)belum datang jemput,kalian jalan kaki pelan-pelan dipinggir jalan,dan kalau ada alrm(sirine) atau pesawat terbang, kalian segera lari ke pos polisi"
Waktu itu sering ada pesawat terbang rendah dan di ikuti oleh Sirine supaya orang-orang segera berlindung.

Bapak saya kemudian dipindah tugaskan ke Balikpapan, dan saya menyambung kelas satu saya di SD Bhayangkari Balikpapan.Ketika Saya naik kelas 2, asrama polisi yang diperuntukkan untuk satuan polisi Airud Balikpapan,selesai dibangun. Kami kemudian pindah dari Asrama polisi Pasar baru menuju Asrama polisi Airud Karang anyar Balikpapan.
Singkat kata saya menyelesaikan Sekolah dasar saya di SD No 49,kawasan Rapak Balikpapan.Lain waktu saya akan menceritakan masa-masa saya jadi anak Rapak dan Rapak tempo dulu.

Saya harus masuk SMP, dan SMP terdekat dengan rumah kami adalah SMP di Kebun sayur.Komplek sekolah saya tersebut sudah tidak kelihatan lagi bekasnya setelah dilahap si jago merah sekitar tahun 80an.Sekarang dilokasi itu berdiri eks Bank Eksim yang sekarang menjadi Bank Mandiri Kebun Sayur.
Komplek sekolah itu, terdiri dari beberapa Unit sekolah lanjutan pertama. Disebelah kiri bangunan adalah Sekolah Tekhnik tingkat pertama negeri,kurang lebih 20 kelas, disebelah kiri adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri III, 10 kelas dan dibagian belakang adalah SMP III Filial yang juga 10 lokal, kemudian menjadi SMP negeri IV Balikpapan.Sekolah dengan bangunan 2 lantai yang berdiri kokoh itu, mengeliling lapangan Basket yang cukup luas juga adalah bekas sekolahan China.

Saya melihat ada orang yag mirip teman SMP saya sering muncul gambar dan beritanya di koran lokal sebagai kepala Dinas perindustrian,perdagangan dan koperasi dengan nama yang mirip juga yaitu Irianto. Cuma saja pejabat itu memakai Labrie dibelakang namanya, Entah dia orang yang sama atau bukan.Selain itu juga saya melihat orang yang mirip Syahril mantan anak SMP eks sekolahan china itu wira-wiri di koran lokal sebagai seorang anggota DPRD Balikpapan.mungkin hanya mirip.
Yang jelas, seorang teman saya dari SMP itu bernama Lindon, yang ibunya berjualan sepatu tepat diseberang jalan depan gerbang sekolah kami, sekarang sudah menjadi seorang Pengusaha penerbit terjemahan buku-buku kedokteran dan sangat kaya raya.Dia seorang dokter dari UI dan melanjutkan pelajarannya disebuah Univesitas di Amerika.

Kalau dulu keluarga kami memilihkan sekolah di SMP negeri IV, yang bekas sekolahan China karena paling dekat dengan rumah kami, maka ketika harus masuk sekolah Menengah Atas, kami dari Karang Anyar melewati komplek sekolah Gunung Pasir, karena mencari Sekolah Menengah Ekonomi Negeri yang satu-satunya berada di Jalan bukit niaga Pasar Baru Balikpapan.
Lagi-lagi sekolahan saya itu bekas sekolah China.Kapan-kapan saya akan menceritakan suka-duka saya di Bukit niaga selama tiga tahun yang sampai sekarang masih meninggalkan trauma karena saya selalu sampai dirumah setelah lewat magrib, karena tidak kebagian terangkut taksi jamban.Kami masuk sekolah jam 1 siang dan pulang jam 6 sore.Saya sampai sekarang sering bermimpi tidak mendapat tumpangan dan itu membuat saya terkencing-kencing.

Mungkin karena selama 6 tahun bersekolah dibekas sekolahan China, saya jadi fain-fain saja (maksudnya just fine)
menikah dan masuk dengan mulus dikeluarga suami saya yang orang China.....masak ada hubungannya sih, "lebai" kah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar